![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYlk0YOw2xMvwDVlH9AuE2TPMk6zPARWvVvT1P_XA_KgDJqYJEdKpOkklQv1QZdH-IuEvSiwFTGt6XJebl2WOn6U5_zXB4mHxuuySQUwSxTUpM_CEr96pbvSU9WY6mi36hlyej/s200/Naveen+berihrom.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTDJ-NQ2wB_hn6YfqARzN77uWFZZjLPxEn72j6zGAq7vtZV9Aq8w_IAjL0LaOD0xmrNbPLMI7PjE01YMG7FkbSsGdWgXJAVsDQXTzzQ_q8sFqdlPUyB5IwfZ_KMlhLYRfxDj6T/s320/Manasik+haji+anak2+by+Jessica+Wuysang.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiT_DTqTGCWfvExsTLWJl0T9QIGGqP-Nr_CXAYdQaKQqR4WyA9C0qtcWIhtiNk5zaTAdpwDR0Tn8tnqnWbTwi61fyZuLVuu4IbvoEILk9FaRlamruuI3qGNoMFPxqq5BiAjwNY/s200/manasik+haji+anak-anak+%2528thawaf%2529+-+ziswafancol.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5gNJTzIWU0t3CB5mxvzKK4kc-v-2ViTpEdMConDi8oMSJ2J3mJURgbLsmUFZXP_1YjlQphb2U17NpYbsuvrEgxdx985imO6NG1lEKKqfYoXyInAqtRk3VOur0VkgqVlBdPERa/s200/manasik+haji+anak-anak+-+youmikra.jpg)
Pagi tadi (Kamis 24/2) sebelum orangtuanya berangkat ke kantor saya sempatkan menelpon ayahnya Naveen tentang persiapan Naveen mengikuti manasik haji. "Ini nggak mau pakai ihrom, Yang," ujarnya. Meski ibunya dan saya ikutan membujuk, ia tetap tak mau memakai pakaian ihrom selengkapnya (dua lembar kain putih, yang satu untuk bawahan satunya lagi untuk atasan diselempangkan di pundak). Akhirnya, ia mau tapi hanya bawahan saja. Saya memahami Naveen memang agak punya selera bila berpakaian. Ketika saya dan Eyang Putrinya membelikan kaos bergambar kartun hero kegemarannya tapi kutung (tanpa lengan), ia mau memakainya tapi sebentar-sebentar kaos di pundaknya dilorotkan. "Ia sebenarnya risih kalau bajunya tanpa lengan," cerita ibunya. Jadi, masuk akal kalau ia emoh pakai baju ihrom atasnya karena lengannya (salah satu) terbuka.
Pukul 13.30 anak saya menelpon kalau ia barusan menjemput mas Naveen dari sekolahnya (sesudah pulang manasik haji di Donohudan). "Wah, Naveen senang sekali. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah ia terus bercerita. Ada kolamnya, katanya. Banyak yg jual balon," tuturnya. "Mas Naveen juga beli balon?" tanya saya. "Gak, wong tidak bawa uang," kata ibunya. Ya, kalau bawa uang juga percuma karena Naveen, hampir 4 tahun, belum mengerti uang. Kalau pun setiap berangkat sekolah (pra taman kanak2) disangoni tetapi untu ditabung di sekolah. Sangu susu, minuman lain, serta makanan kecil juga sudah disediakan di tas Ben10nya.
Saya masih penasaran mendengar mas Naveen bercerita. Ia termasuk anak yang ceriwis, pintar bercerita (maksudnya alur ceritanya itu urut), meski masih sedikit cedal (r = l). Cuma kalau diminta cerita di telepon banyak-banyak ia ogah. Jadi, terpaksa saya menunggu cerita serunya ia bermanasik di tempat 4 eyangnya dan ayahnya pernah menginap (sebelum berangkat dan sesudah dari Mekah, Donohudan). Lalu adakah foto-fotonya? Nah, karena kedua orangtua maupun eyangnya tak diperkenankan ikut serta mendampingi, maka fotonya pun tak ada. "Kok nggak terpikir tadi titip tustel ke ustadzahnya," celetukku.