Anak polah bapak kepradah (Kelakuané anak iku apa waé sing nanggung wong tuwané). Itu peribahasa Jawa. Tapi yg gini kok tak ada ya: Embah polah cucu gumregah. Ini yg saya inginkan dari catatan-catatan ini.
Wednesday, March 31, 2004
Sejarah memang bisa ditorehkan oleh siapa saja. Bisa oleh pelaku bisa pula oleh saksi. Kalau ia bisa dituliskan oleh keduanya dengan jujur dan jernih, maka ia akan jadi catatan penting atas suatu peristiwa --bisa sederhana atau penuh pesona-- buat orang lain. Sejarah yang memiliki kekuatan tidak harus dari para pahlawan, orang biasa yang jujur dan sederhana pun bisa punya kekuatan. Kekuatan itulah yang ingin saya tampilkan. Meski, bisa jadi, menurut saya kekuatan tetapi bagi orang lain bukan. Oleh karena itu silakan lewati saja bila memang tak ada nilai lebih dari catatan-catatan saya berikut ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Ass WW Saya sangat terkesan atas Blog yang Bapak Create , sangat baik sebagai referensi ,semoga kedepan lebih banyak memberikan pencerahan yang lain-Amin
Wassalam
M.Abbad
mabbad@pusri.co.id
Walaikumusalam, pak H.Abbad. Terima kasih sudah memberi saya semangat. Smoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk orang lain. Amin. Salam.
Post a Comment