Friday, August 05, 2011


Seperti diisyaratkan oleh judulnya, Tiba-tiba Ingatanku Menjalari Tubuhmu, antologi puisi Slamet Riyadi Sabrawi ini memang serupa dengan “album tua” yang berisi “kisah arkaik,” yakni “ribuan/kenangan” yang “berdiri di titik nadir,” yang telah berlangsung “empat puluh tahun lewat” (puisi “Album Tua”). Akan tetapi, meski “bersembunyi di lipatan waktu” (puisi “Gitarmu Gemetar Menuju Renta”), “kenanganmu tak juga lepuh,”.
Penyair bertanya, sebuah pertanyaan yang bermuara pada pemaknaan kehidupan: “Kalau rumput hilang bertaut pada petang, akan kemanakah engkau pulang?” (puisi “Berhutang pada Taman Keronang”). Ada semacam kesadaran terhadap sangkan-paran. Dan kenangan itulah yang menjagakan kesadaran itu: “Adakah kau simpan ia sebagai kenangan atau kau lupakan?” (puisi “Pulanglah ke Rumahmu Barang Dua Petang”).
Demikian analisa Prof.DR. Suminto A. Sayuti, gurubesar UNY yg juga penyair.

No comments: