Anak polah bapak kepradah (Kelakuané anak iku apa waé sing nanggung wong tuwané). Itu peribahasa Jawa. Tapi yg gini kok tak ada ya: Embah polah cucu gumregah. Ini yg saya inginkan dari catatan-catatan ini.
Thursday, December 15, 2011
Monday, December 12, 2011
Wednesday, October 26, 2011
Saturday, October 15, 2011
Tuesday, October 11, 2011
Dari Nasional ke Asia Pasifik
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlLDu7UEkMLPlV2aevuBrCb-mujBIq4ZkSKTfekc-cwEtkjxW3ILNqQIumdA71qOx-tD2db1tqhuZpS6hkcyeyOAY0775Tof3L8SwfIyvddHtDMes7KMvKCGuXo9E1q0LPH6Uo/s320/Konperensi+pers+pertama%252C+SRS+moderator.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSsAF-acP87W9ChtTWYkNDMd3u2AnJBUgDBlB850yEhLWEEGpkSZsLKzgwLop8HUbvbBCth9h5fplzQzKUEBZjydQ2TCpzQLQCVz33YDVptKEkkwGPao7fX-t2NpXCa4YvxIsr/s320/Tim+media+Pernas+IV.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs_YnLAW3v8vGMzj18CQ84JznL3eXfsHVxJoT6DKpcdigFUQDIDn87Y_0Ld55THza4K8Dr8YEkCAJMNsWDN8t3Za06IrFmHeHO8kd5cly5MNAK8qpW_UgReS-t1Pq5CVAdUEBu/s320/SRS+moderator+apa+ya.jpg)
Dalam sebulan terlibat di dua event (nasional/AIDS dan Kespro) bikin senewen.
Saturday, October 08, 2011
Friday, September 02, 2011
MELEBARKAN CUCU
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJN2ZbchjDNzXuwypcJkwF6dbTTNxs7WBhnQS99orKo6l3_60PpTaRuE_kFOY5k7q73zx9S7Utj9b7e5yXwnZb2e1KxUI5KwC_ZjqEp31EWz9Q3RsQcwG-bcUR3ZLPXutf-Zh5/s200/Lebaran+Naura+senyum+dg+mama.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTGX2aYn1V8NSONqQs9skrRjflx1oSJ62jFMsDjVsbCm7PCuifLxHVL-sVXhmnDbpQluP5OZ7TOFYjB7KjF8UUHZef2y0IWw4wYzaZBwWy1Xgk6NHNgdpDHN8AkMdmci2QLluV/s320/Lebaran+di+Kralit+mas+Naveen+di+lantai.jpg)
Saturday, August 20, 2011
Sajak-sajak Celoteh Juli 2011
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOxEYaPf46PTn1xUSvxheCPQ6zdeEPuj1mQd8MDgFL76Bei2N1k-naxnWSDQMFfduV7H0IBCswhazbBIo51oHM_1bgXa3Dfy0jECeSPgSXjgrlGugyl75zriPOp-Q_1n92SdI4/s320/Cuaca-cuaca+Berkaca+-+Sajak+Juli+2011-page-001.jpg)
Tuesday, August 09, 2011
Beli Dua Buku Satu Harga
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisNKrxgbOCxyuhqgeKpWZnY15ZqTrsoD2nqvUrK2ZvShj2nAMEnWP2xuJaVt_dLLU5gK6k-o2yF8JQhyphenhyphenCxARZNQ2fAKnrqwhpdGQ_X1F7SBu5-VoUVR-roqes1qn5uzPqUuWoL/s320/Cover+Buku+Puisi+%252B+Logo+LP3Y+tanpa+endorse.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAu9cR_ZXL-N7JsdLIl5NiSCAAYA1N_9CVGjIRsyrLCSvJk4oNJNQd5VqFRV_25BATYwES1CntjHDsKVVF7_QSbT8pUq3DAvtmyuxytquanlssBIL27AWoGf14iBoztZAGIlc4/s320/COVERFIKSIMINIFBFBFB+%25281%2529.jpg)
ANTOLOGI FIKSI MINI
Menghimpun lebih dari 600 fiksi mini karya 26 pengarang
Tebal: 222 hal
Harga Rp. 40.000,- (blm termasuk ongkir).
Inikah jalan yang kau janjikan? Bukan. Itu jalan buntu. (JALAN TUHAN, Slamet Riyadi Sabrawi)
Apakah Adam melahapmu, lalu kau melemparnya ke dunia? DanSteve Job menemukannya, lalu melemparnya ke surge. (APEL, Slamet Riyadi Sabrawi) Ia bicara sendiri. Bahkan sering lupa diri. (TELEVISI, Slamet Riyadi Sabrawi)
Buku ini memuat lebih dari 600 buah fiksi mini sejenis, yakni karya fiksi yang berformat mini. Meski dalam ukuran mini, para pengarang –yang umumnya penyair dan prosais— ini mencoba mengajak pembacanya ke alam kesadaran baru. Kadang berupa tawa, yang tak semua menghibur memang, karena kadang juga ada ironi di dalamnya. Yang jelas, pembaca dibebaskan menafsirkan sendiri sesuai imajinasi, ilusi dan fantasinya.
Fiksi Mini memberikan peluang untuk menuangkan gagasan spontan, pemikiran ringkas, ungkapan lugas, mengenai realitas yang kita tahu kaya akan ironi. Dalam buku ini bahkan tersirat potret kekinian dan otokritik atas kehidupan pribadi. (Kurnia Effendi, Cerpenis)
TIBA-TIBA INGATANKU MENJALARI TUBUHMU
100 Sajak Slamet Riyadi Sabrawi. Tebal: 105 halaman. Harga: Rp 30.000 (belum ongkir)
Di samping itu, sejumlah puisi dalam kumpulan ini juga menampilkan sosok persona ontologis, yakni persona yang men-jarak-kan diri dalam relasinya dengan lingkungan. Posisi keterpisahan ini menjadi modal untuk bersikap dan mengkaji kekuatan diri dalam berhadapan dengan kekuatan di luar diri, yang pada gilirannya akan makin memperkuat kesadaran sangkan-paran, kesadaran terhadap kehadiran Tuhan dengan kodrat verasitasnya ketika “dingin jatuh di sela-sela takbir gemuruh” (puisi “Malam Seribu Bulan”). (Prof.DR. Suminto A.Sayuti, penyair, dosen UNJ)
Kemampuannya bersajak, membuktikan Slamet Riyadi Sabrawi menguasai bahasa, tak hanya kata, kalimat atau menyusun kata menjadi kalimat. Di tangannya, hal apa saja niscaya akan tetap menjadi sebuah sajak yang bermakna dan mencengangkan. Jelas memang tak ada hubungannya dengan profesinya sebagai dokter hewan. Tapi lebih karena ia sudah lama berkecimpung dalam dunia kepenyairan, dan kemudian menjadi wartawan. Ditambah pengalaman dan daya hidupnya yang kental. Saya termasuk yang sangat menikmati sajak-sajaknya. (Kurniawan Junaedhie, editor dan penyair di Jakarta)
PROMO LEBARAN : Beli 2 buku ini hanya Rp 50.000 (belum ongkos kirim) + Tandatangan penulisnya. EDISI TERBATAS. Bila berminat segera kirim Rp50.000+Rp10.000 (ongkos kirim) ke BCA KCP Wates a/n Slamet Riyadi Drh No.rek: 8025000311
Friday, August 05, 2011
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguaDqlii1Y-hbGPcrvoUdVlnHGMZVJ-QiDlG_nCS03Bs-w18OP_h9SpYfjBO2kK4jZ_Y8196HawBGEkv2r9vfuw5jqZ7ynHRxoH9XUehQOZcNyM6L4BWLpPRsUZ8_0gH1olcoB/s320/Cover%252520Buku%252520Puisi%252520%252B%252520Logo%252520LP3Y%252520%252B%252520Barcode.jpg)
Seperti diisyaratkan oleh judulnya, Tiba-tiba Ingatanku Menjalari Tubuhmu, antologi puisi Slamet Riyadi Sabrawi ini memang serupa dengan “album tua” yang berisi “kisah arkaik,” yakni “ribuan/kenangan” yang “berdiri di titik nadir,” yang telah berlangsung “empat puluh tahun lewat” (puisi “Album Tua”). Akan tetapi, meski “bersembunyi di lipatan waktu” (puisi “Gitarmu Gemetar Menuju Renta”), “kenanganmu tak juga lepuh,”.
Penyair bertanya, sebuah pertanyaan yang bermuara pada pemaknaan kehidupan: “Kalau rumput hilang bertaut pada petang, akan kemanakah engkau pulang?” (puisi “Berhutang pada Taman Keronang”). Ada semacam kesadaran terhadap sangkan-paran. Dan kenangan itulah yang menjagakan kesadaran itu: “Adakah kau simpan ia sebagai kenangan atau kau lupakan?” (puisi “Pulanglah ke Rumahmu Barang Dua Petang”).
Demikian analisa Prof.DR. Suminto A. Sayuti, gurubesar UNY yg juga penyair.
Thursday, August 04, 2011
Friday, July 29, 2011
Monday, April 25, 2011
Ini, barangkali, tak mengingatkan Kartini
April datang, kedua cucuku juga datang. Mereka tak perlu pakai kebaya (untuk cucuku kedua, Naura) atau blangkon (untuk masnya, Naveen). Meski banyak pra-tk (play group) beramai-ramai memperingati Hari Kartini dengan kemeriahan yang menimbulkan kelucuan (tapi barangkali siksaan bagi mereka), saya biarkan kedua cucu datang seperti biasa. Tak ada acara yang khusus direncanakan. Yangtinya malah membelikan sepasang meja dan kursi kecil, "Untuk tuis," kata Naura yang mulai senang buku, "untuk nggambal," sahut masnya yang suka bikin benang ruwet (lalu dibilang, "Ini Ultamen," sang heronya. Bukan Kartini? Ya, jelas wong masih anak-anak.
Tapi yang mengejutkan, siang saat Yngtinya lagi menyiapkan makanan, memasak, memotong-motong sayur, tiba-tiba Naura nyelonong, langsung ambil kursi kecilnya ikut milihin kacang panjang lalu memamatahkan kacang tersebut, dan menaruhnya di baskom yang siap akan ditiriskan. Lalu tak mau kalah Naveen pun ikut memilih sayur serupa. Keduanya asyik, tak peduli harus mengingat Kartini, dengan atau tanpa kebaya dan blangkon.
Wednesday, February 23, 2011
Mas Naveen Manasik
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYlk0YOw2xMvwDVlH9AuE2TPMk6zPARWvVvT1P_XA_KgDJqYJEdKpOkklQv1QZdH-IuEvSiwFTGt6XJebl2WOn6U5_zXB4mHxuuySQUwSxTUpM_CEr96pbvSU9WY6mi36hlyej/s200/Naveen+berihrom.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTDJ-NQ2wB_hn6YfqARzN77uWFZZjLPxEn72j6zGAq7vtZV9Aq8w_IAjL0LaOD0xmrNbPLMI7PjE01YMG7FkbSsGdWgXJAVsDQXTzzQ_q8sFqdlPUyB5IwfZ_KMlhLYRfxDj6T/s320/Manasik+haji+anak2+by+Jessica+Wuysang.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiT_DTqTGCWfvExsTLWJl0T9QIGGqP-Nr_CXAYdQaKQqR4WyA9C0qtcWIhtiNk5zaTAdpwDR0Tn8tnqnWbTwi61fyZuLVuu4IbvoEILk9FaRlamruuI3qGNoMFPxqq5BiAjwNY/s200/manasik+haji+anak-anak+%2528thawaf%2529+-+ziswafancol.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5gNJTzIWU0t3CB5mxvzKK4kc-v-2ViTpEdMConDi8oMSJ2J3mJURgbLsmUFZXP_1YjlQphb2U17NpYbsuvrEgxdx985imO6NG1lEKKqfYoXyInAqtRk3VOur0VkgqVlBdPERa/s200/manasik+haji+anak-anak+-+youmikra.jpg)
Pagi tadi (Kamis 24/2) sebelum orangtuanya berangkat ke kantor saya sempatkan menelpon ayahnya Naveen tentang persiapan Naveen mengikuti manasik haji. "Ini nggak mau pakai ihrom, Yang," ujarnya. Meski ibunya dan saya ikutan membujuk, ia tetap tak mau memakai pakaian ihrom selengkapnya (dua lembar kain putih, yang satu untuk bawahan satunya lagi untuk atasan diselempangkan di pundak). Akhirnya, ia mau tapi hanya bawahan saja. Saya memahami Naveen memang agak punya selera bila berpakaian. Ketika saya dan Eyang Putrinya membelikan kaos bergambar kartun hero kegemarannya tapi kutung (tanpa lengan), ia mau memakainya tapi sebentar-sebentar kaos di pundaknya dilorotkan. "Ia sebenarnya risih kalau bajunya tanpa lengan," cerita ibunya. Jadi, masuk akal kalau ia emoh pakai baju ihrom atasnya karena lengannya (salah satu) terbuka.
Pukul 13.30 anak saya menelpon kalau ia barusan menjemput mas Naveen dari sekolahnya (sesudah pulang manasik haji di Donohudan). "Wah, Naveen senang sekali. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah ia terus bercerita. Ada kolamnya, katanya. Banyak yg jual balon," tuturnya. "Mas Naveen juga beli balon?" tanya saya. "Gak, wong tidak bawa uang," kata ibunya. Ya, kalau bawa uang juga percuma karena Naveen, hampir 4 tahun, belum mengerti uang. Kalau pun setiap berangkat sekolah (pra taman kanak2) disangoni tetapi untu ditabung di sekolah. Sangu susu, minuman lain, serta makanan kecil juga sudah disediakan di tas Ben10nya.
Saya masih penasaran mendengar mas Naveen bercerita. Ia termasuk anak yang ceriwis, pintar bercerita (maksudnya alur ceritanya itu urut), meski masih sedikit cedal (r = l). Cuma kalau diminta cerita di telepon banyak-banyak ia ogah. Jadi, terpaksa saya menunggu cerita serunya ia bermanasik di tempat 4 eyangnya dan ayahnya pernah menginap (sebelum berangkat dan sesudah dari Mekah, Donohudan). Lalu adakah foto-fotonya? Nah, karena kedua orangtua maupun eyangnya tak diperkenankan ikut serta mendampingi, maka fotonya pun tak ada. "Kok nggak terpikir tadi titip tustel ke ustadzahnya," celetukku.
Tuesday, February 22, 2011
Abai Petuah, Hilang Sudah
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwhj37yrqGN4-0Ou6le5FIiCzKj8CzHxrg7Us8ycHv77NCS7uMBW2sS-FOQKljGGB3PRfsNkXBTEiaxyF3eo3pKt5RoYHcPjYPiVfcME4yASVIn0H-s0LeYqG-60uVi1CaqK8Z/s320/nokia-c3-pink.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsQJWJzXJZJuXIn6usp69_9KYNtFK-tEiOa5BvEVpzELRSxN2Cp7iilFrsE7Na4EEOQNvKbjAIDbuW_iV6gOme3wnWlCxOA0oGoFTQXyPTZGvF5VB7OMVPx3DV-gMkmS1603pc/s320/Samsat+Semarang.jpg)
Saturday, February 05, 2011
Raihan YangTi
Imunohistokimia untuk Uji Diagnostik Avian Influenza
YOGYAKARTA – Avian influenza (AI) merupakan salah satu wabah penyakit hewan menular yang menimbulkan dampak ekonomi yang sangat luar biasa. Banyak yang meyakini bahwa penyebab infeksi flu burung pada manusia adalah unggas walaupun penularannya tidak diketahui secara pasti. Hingga kini, belum ditemukan metode diagnosis yang cepat dan akurat untuk deteksi virus ini di lapangan agar pencegahan penularannya ke manusia dapat segera dilakukan.
Sampai saat ini, terdapat lima uji laboratorik yang dapat digunakan untuk diagnosis infeksi oleh virus avian influenza. Pertama, uji identifikasi agen dengan metode isolasi dan identifikasi virus pada telur ayam bertunas. Berikutnya, uji patogenitas ialah uji intra venous pathogenicity index (IVPI) pada ayam umur 4 minggu. Kemudian, uji serologis untuk mendeteksi adanya antibodi dalam darah unggas. Selanjutnya, uji deteksi antigen menggunakan rapid test kit komersial, dan terakhir, uji molekuler untuk mendeteksi RNA.
Baru-baru ini, drh. Gesit Tjahyowati, M.Sc., salah satu staf peneliti di Balai Besar Veteriner Yogyakarta, berhasil mengembangkan uji imunohistokimia sebagai uji diagnostik rutin avian influenza. "Metode ini sangat cepat, akurat, dan aman. Uji ini bisa diterapkan dalam pemberantasan penyakit AI," kata Gesit dalam ujian terbuka untuk memperoleh gelar doktornya di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Kamis (27/1).
Alumnus FKH UGM tahun 1983 ini mengatakan metode imunohistokimia (IHK) adalah suatu teknik pewarnaan khusus imunologis untuk mendeteksi konstituen jaringan (antigen) in situ dengan menggunakan antigen-antobodi. "Hanya saja, untuk bahan antibodi kita masih impor dan harganya relatif mahal," ujar istri drh. Slamet Riyadi ini.
Berdasarkan hasil penelitian Gesit, uji IHK streptavidin-biotin dapat dimanfaatkan sebagai metode uji pilihan untuk mendeteksi virus AI pada sampel-sampel unggas yang telah difiksasi dalam formalin. Menurutnya, teknik uji ini dapat digunakan untuk menunjukkan adanya antigen virus pada jaringan yang terinfeksi sebagai indikator keterlibatan virus dalam proses penyakit. Dengan demikian, akan terdeteksi keberadaan antigen suatu mikroorganisme yang menginfeksi sel meskipun perubahan yang diakibatkan oleh mikroorganisme tersebut belum terlihat baik secara makroskopis ataupun mikroskopis.
Organ-organ yang disarankan sebagai organ pilihan untuk sampel bahan deteksi virus AI untuk uji IHK, adalah organ-organ yang menunjukkan lesi patologis anatomis, terutama otak, dan selanjutnya ginjal, paru-paru, limpa, hati, pankreas dan jantung. "Uji ini dapat diterapkan sebagai metode diagnostik rutin infeksi virus AI di Balai Besar Veteriner Wates dan Laboratorium Veteriner setara lainnya," katanya.
Bertindak sebagai promotor dalam ujian tersebut, Prof. drh. Hastari Wuryastuty, M.Sc., Ph.D., Ko-promotor, Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D., dan drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D. Sementara itu, tim penguji diketuai oleh Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, M.Sc., dengan anggota Prof. dr. Sofia Mubarika, Ph.D., Dr. drh. Soedarmanto Indarjulianto, Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si., dan Dr. drh. Asmarani Kusumawati. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
Imunohistochemistry Can be Used for Avian Influenza Diagnostic Test
Yogyakarta- Avian Influenza (AI) is one of infectious animal diseases which causes huge economic impacts. Many people believe that the source of AI infection to human is poultry, though the infection is not clearly known. Quick and accurate diagnostic method has not been found to detect this virus in the field to prevent the impact to human.
Up to now, there are five laboratory tests which can be used for diagnosing infection by avian influenza virus such as identification test of agent with isolation method and virus identification on sprout chicken eggs, pathogenic test (inter venous pathogenicity index (IVPI) test) on 4 week-chicken, cerologic test to detect antibody in poultry’s blood, antigen detection test using commercial rapid test kit and molecular test to detect RNA.
Recently, Drh. Gesit Tjahyowati, M.Sc, one of researchers in Veterinary Agency of Yogyakarta, succeeded to develop imunohistochemistry test as routine diagnostic test of AI. “This method is very fast, accurate and safe. The test can be applied in eradicating AI,” said Gesit in open doctoral exam at Faculty of Veterinary Medicine UGM, Thursday (27/1).
The alumnus of the Faculty of year 1983 said that imunohistochemistry (IHK) method is a special immunologic coloring method to detect tissue’s constituent (antigen) in situ by using antibody-antigen. “Only for antibody, we need to import it and the price is relatively expensive,” said the wife of Drh. Slamet Riyadi.
Based on Gesit’s research, streptavidin-biotin IHK test can be utilized as optional test method to detect AI virus on poultry samples which have been fixated in formalin. According to Gesit, this test can be used to show the presence of virus antigen in infected tissue as indicator of virus involvement in a disease so it can be used to detect the presence of antigen of microorganism which infects cells. However, the change caused by the microorganism has not been seen macroscopically and microscopically.
Organs which are suggested as chosen organs as samples of AI virus detection for IHK test are organs which show pathological anatomy lesion, particularly brain, kidney, lungs, spleen, liver, pancreas, and heart.
“This test can be applied as routine diagnostic method for AI virus infection at Veterinary Agency of Wates and other similar Veterinary Laboratories,” she said.
Promoter in the exam was Prof. drh. Hastari Wuryastuty, M.Sc, Ph.D, co-promoters were Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D., and Drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D. Meanwhile, examiner team that was led by Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, M.Sc consisted of Prof.dr. Sofia Mubarika, Ph.D., Dr. drh Soedarmanto Indarjulianto, Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si., and Dr. drh. Asmarani Kusumawati.
Portal Universitas Gadjah Mada © Universitas Gadjah Mada